Pembelajaran Abad 21



Di abad ke 21 ini, pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills).

Tiga konsep pendidikan abad 21 telah diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan kini dilaksanakan di SMA Pasundan 3 Bandung melalui Kurikulum Nasional, yaitu 21st Century Skills (keterampilan abad 21), scientific approach (pendekatan saintifik), dan authentic assesment (penilaian autentik).

Keterampilan Abad 21 (21st Century Skills)

Keterampilan abad 21 terdiri atas (1) life and career skills, (2) learning and innovation skills, dan (3) Information media and technology skills.

1. Keterampilan hidup dan berkarir (Life and Career Skills) meliputi keterampilan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan dalam kelompok (; mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri; berinteraksi dan bekerja secara efektif dengan kelompok yang beragam; menglola projek dan menghasilkan produk; serta mampu memimpin teman-temannya dan bertanggungjawab kepada masyarakat luas.

2. Keterampilan Belajar dan Berinovasi (Learning and Innovation Skills) meliputi keterampilan berpikir kritis dan mengatasi masalah ( mampu mengunakan berbagai alasan (reason) seperti induktif atau deduktif untuk berbagai situasi; menggunaan cara berpikir sistem; membuat keputusan dan mengatasi masalah); Komunikasi dan kolaborasi (siswa mampu berkomunikasi dengan jelas dan melakukan kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya); serta kreativitas dan inovasi (mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif dan menciptakan inovasi baru).

3. Keterampilan teknologi dan media informasi (Information Media and Technology Skills) meliputi keterampilan literasi informasi (mampu mengakses informasi secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan kompeten, mengunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektf untuk mengatasi masalah); Literasi media (mampu memilih dan mengembangkan media yang digunakan untuk berkomunikasi); serta Literasi ICT (mampu menganalisis media informasi; dan menciptakan media yang sesuai untuk melakukan komunikasi).

Pendekatan Saintific (Scientific Approach)

Pendekatan saintifik diadaptasi dari konsep Inovator’s DNA (Dyer, et al., 2009) yang menyatakan bahwa seseorang memiliki karakteristik sebagai inovator jika memiliki kemampuan untuk mengasosiasikan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya (associating), bertanya tentang hal-hal yang belum pernah ada atau belum pernah dilakukan (questioning), melakukan pengamatan lingkungan sekelilingnya (observing), membuat jejaring untuk memperoleh hasil yang lebih baik (networking) dan melakukan eksperimen untuk mencapai inovasi (experimenting).

Pendekatan saintifik yang digunakan dalam pembelajaran dikemas secara berurutan, menjadi (1) mengamati (observing), (2) menanya (questioning), (3) menalar (associating), (4) mencoba (experimenting) dan (5) membuat jejaring (networking). Secara bertahap, SMA Pasundan 3 Bandung menerapkan pendekatan saintifik tersebut dalam pembelajaran.

Penilaian Autentik (Atuthentic Assesment)

Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik digunakan pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific) memiliki karakteristik berikut ini.

  1. Penilaian berbasis kompetensi.
  2. Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)
  3. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor maksimal
  4. Penilaian tidak hanya pada level Kompetensi Dasar, tetapi juga Kompetensi Inti dan Standar kompetensi Lulusan
  5. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.